Catatan Kecil tentang Dinamika Berkelompok

Evando Wihalim
4 min readMay 21, 2021
Ilustrasi kerja kelompok. (Sumber: https://www.psychologytoday.com/us/basics/teamwork)

Peter L. Berger dan Thomas Luckmann mengatakan bahwa homo sapiens (manusia zaman sekarang) juga adalah homo socius. Homo socius sendiri berarti makhluk sosial atau manusia saling berinteraksi untuk dapat bertahan hidup. Salah satu bentuk sosialisasi adalah dengan membentuk kelompok.

Apa itu Dinamika Kelompok?

Dinamika kelompok adalah hubungan antara lebih dari satu orang dalam satu kelompok yang sama. Hubungan ini dapat direpresentasikan dalam bentuk interaksi sosial yang terjadi antar-individu dalam satu kelompok tersebut.

Apa Saja Kriteria Dinamika Kelompok yang Baik?

Tujuan yang sama

Sumber: https://www.iacac.org/2016/01/different-sides-but-the-same-purpose/

Setiap orang memiliki tujuannya masing-masing. Namun ada kalanya orang-orang tersebut juga memiliki tujuan yang sama dengan orang lain dan membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan tersebut.

Contoh:
Pada mata kuliah PPL, saya memiliki tujuan untuk membuat produk yang dibutuhkan oleh klien dengan baik. Teman-teman saya dalam satu kelompok juga memiliki tujuan tersebut. Kamipun membentuk suatu kelompok dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kami yang sama. Tanpa adanya tujuan, kelompok tersebut tidak akan memiliki arah yang jelas. Tanpa adanya tujuan yang sama, kelompok tersebut dapat terpecah. Oleh sebab itu, kelompok kami harus memiliki tujuan yang sama, yakni membuat produk yang berguna bagi klien (dalam hal ini semacam e-commerce).

Saling Percaya dan Terbuka

Sumber: https://www.bridge-global.com/blog/openness-and-trust-in-offshore-relationships/

Bagi sebagian orang, mempercayai orang lain adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Namun, ketika kita bekerja dalam tim, alangkah lebih baik apabila kita mempercayai anggota tim kita. Hal ini dapat memotivasi setiap anggota untuk dapat menyelesaikan pekerjaan masing-masing sehingga tujuan bersama tercapai. Selain itu, dengan keterbukaan, komunikasi antar-anggota akan berjalan jauh lebih lancar serta dapat mengurangi potensi terjadinya kesalahan.

Contoh:
Pada kelompok PPL, apabila ada rasa tidak percaya satu sama lain, bisa saja pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh orang A diambil alih oleh orang B. Kemudian orang B tersebut kewalahan dan mengakibatkan tujuan bersama tidak tercapai.
Dengan adanya rasa terbuka satu sama lain, kami dapat dengan mudah saling memberitahu apabila terjadi kesalahan.

Keputusan Bersama

Sumber: https://moodle.isq.pt/mod/book/view.php?id=592&chapterid=561

Untuk mencapai tujuan kelompok, tentu kita membutuhkan keputusan bersama. Keputusan biasanya berasal dari ide-ide yang datang dari setiap orang dalam kelompok. Tak jarang, setiap orang memiliki idenya masing-masing bahkan mungkin saling bertentangan. Oleh sebab itu, dibutuhkan satu keputusan bersama mengenai ide apa yang digunakan dan bagaimana cara mengimplementasikan ide tersebut.

Contoh:
Pada saat awal pengerjaan proyek di mata kuliah PPL, kami menentukan terlebih dahulu pembagian kerja dari kelompok kami. Apakah setiap orang akan menjadi Full Stack Developer atau dipisah menjadi Front End Developer dan Back End Developer. Setelah melalui berbagai macam pertimbangan maka kami memutuskan untuk memisah peran Front End Developer dan Back End Developer. Ini adalah salah satu bentuk keputusan bersama.

Kemauan Untuk Mengakui Kesalahan dan Memperbaikinya

Sumber: https://www.keystepmedia.com/time-think-introspection-leadership/

Sebagai manusia tentunya kami tidak luput dari kesalahan. Oleh sebab itu, penting dalam suatu kelompok untuk saling mengingatkan apabila terjadi kesalahan. Orang yang diperingatkan juga sebaiknya menerima dan berusaha untuk memperbaikinya.

Contoh:
Pada kelompok PPL, saya berperan sebagai Back End Developer. Suatu ketika, ada satu kasus dimana kode yang saya implementasikan memiliki bug yang tidak saya sadari sebelumnya. Lalu, teman saya yang berperan sebagai Front End Developer memberitahu kepada saya potensi bug yang harus kami handle bersama. Sayapun menerima masukan tersebut dan segera memperbaikinya dengan cara meng-handle potensi bug tersebut.

Kode dengan latar belakang hijau adalah potensi bug yang saya maksud sebelumnya

Adanya Pemimpin yang Baik

Sumber: https://inlea.com/good-leader/

Setiap orang dalam suatu kelompok tentu memiliki pemikiran dan sifatnya masing-masing. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya lebih dari satu tujuan atau keputusan. Oleh sebab itu, dibutuhkan satu orang yang mampu untuk mengakomodir setiap pikiran itu sehingga terbentuk satu keputusan bersama. Ketika satu orang telah terpilih menjadi pemimpin, orang lain bertugas untuk menghargai keputusannya. Namun orang lain tersebut juga berperan untuk mengingatkan sang pemimpin apabila terjadi kekeliruan dalam pengambilan keputusan.

Contoh:
Pada mata kuliah PPL ini saya dan kelompok saya berperan sebagai Developer. Kami dipimpin oleh seorang Scrum Master (SM) yang bekerja sama dengan seorang Product Owner (PO). Sebagai seorang SM, orang tersebut tentu menjadi pemimpin kami. Salah satu keputusan yang dapat dibuat oleh SM adalah menentukan rencana Product Backlog Item (PBI) yang akan diambil pada suatu sprint. Namun, tentunya SM tidak dapat menemani kami sepanjang pengerjaan aplikasi. Oleh sebab itu, ketika ada perdebatan, salah satu dari kami harus bertindak sebagai pemimpin untuk menengahi perdebatan tersebut dan mengambil keputusan bersama.

Demikian catatan kecil saya mengenai dinamika kelompok. Atas perhatian pembaca, saya ucapkan terima kasih.

Referensi

  1. https://www.psychologytoday.com/us/basics/teamwork
  2. http://perflensburg.se/Berger%20social-construction-of-reality.pdf
  3. https://www.rallybright.com/team-dynamics
  4. https://www.ej4.com/blog/7-characteristics-of-winning-team-dynamics

--

--